Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pagi tadi, sebelum berangkat kuliah saya mendengar siaran radio. Agak tercengang waktu penyiarnya membahas tentang penggunaan bahasa Indonesia dikalangan masyarakat belakangan ini.
Sepertinya kita sudah tidak asing dengan para orang tua yang bangga bila anaknya disekolahkan
di sekolah-sekolah Billingual [Dua Bahasa] atau international schools , memang sekolah-sekolah seperti itu mempunyai kualitas lebih baik. Namun yang saya perhatikan, banyak dari mereka yang lebih menyukai memakai bahasa asing dalam berkomunikasi sehari-hari. Terutama di lingkungn sekolah.
Sering saya lihat anak-anak berhidung pesek, kulit sawo matang, rambut hitam [terlihat Indonesia sekali] namun mereka 'sok bule', merengek minta mainan dengan bahasa Inggris.
Tulisan ini bukan bermaksud menyudutkan pihak manapun. Contoh diatas hanya sebagian kecil dari pemandangan-pemandangan miris tentang lunturnya fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar berkomunikasi. Namun tidakkah lebih baik kita menjaga warisan leluhur. Jika dari kecil sudah tidak mengenal bahasa Indonesia dengan baik, apa jadinya sumpah pemuda 20tahun mendatang.
Mungkin sumpah setia pada point ke 3 akan terhapus, karena bibit-bibit penerus bangsa tak pernah dikenalkan apa itu Bahasa Indonesia.
Mungkin saja persatuan bangsa ini akan luntur karena kecintaan akan budaya Indonesia terkikis jaman tergantikan budaya asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar