Aku terjaga dengan tiba-tiba
seakan Tuhan baru saja memutarkan film-film kehidupan terdahulu ku yang Dia sisipkan dalam mimpi malam ini
Nafas ku terasa cepat berkejaran dengan keringat dipelipis dan uraian air mata diantara pipi ku
membuat topeng ini luntur
malam ini Tuhan seperti sedang mencubitku
membuatku tersentak dan tersadar dengan mimpi yang tadi Kau putar
mimpi yang membuatku tersadar bahwa aku hanya seorang perempuan yang hidup dibalik topeng
raut wajah ini
bibir ini
bahkan hati ini pun terselimuti topeng
entah sejak kapan aku mulai hidup dalam kepura-puraan
tapi malam ini aku mulai tak nyaman memakai topeng
ada rasa yg tersembul keluar dari balik topeng ini
rasa yang datang karena keterbiasaan
sialnya keterbiasaan dari rasa ini membutuhkan kepastian
ingin rasanya membuka tabir ini
memperlihatkan pada dunia lukisan dari rasa ini
membisikan nyanyian surga direlung hatinya
menghirup harum tubuhnya membiarkan rongga paru-paru ini penuh dengan harum tubuhnya
pantaskah aku mendapatkan kenikmatan itu ?
Tuhan bagaimana jika aku salah menilai keterbiasaan ini ?
Bagaimana jika ini hanya sebuah persahabatan yang dengan bodohnya aku nodai dengan rasa yg abstrak ini ?
haruskah aku mengukir topeng baru Tuhan ?
Menambah aksen senyum yang terus tersungging dan aku akan berkata aku baik-baik saja
padahal di 2/3 malam yang Kau punya disudut gelap ini aku menangis karena rasa ini ternyata terdapat ketidakpastian walaupun aku sudah sangat terbiasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar