Sebagai seorang commuuter, saya akrab sekali dengan bis kota.
Terutama Patas jurusan Depok-Priuk yang selalu saya naiki.
Didalam patas, ada satu tempat yang saya favorite-kan, terletak di pojok belakang dengan deretan bangku berkapasitas 2 orang.
Memang, terlihat tidak spesial bahkan cenderung biasa saja, namun dari pojok tersebut saya mendapat banyak inspirasi untuk menulis dan berkhayal.
Banyak pemandangan unik yang dapat saya jadikan inspirasi untuk tulisan-tulisan saya.
Salah satunya jendela yang selalu basah terkena sisa buangan air dari AC.
Melihatnya seakan-akan ada hujan abadi ditengah - tengah kemarau.
Dari balik jendela itu juga, banyak suguhan lukisan - lukisan menarik yang di buat oleh alam seperti keruwetan Jakarta di sore dan malam hari, jika matahari mulai senja langit akan memajang semburat jingga nan cantik, begitu juga saat malam warna pucat sang bulan serasi dengan gemerlapnya bintang - bintang.
Masih banyak lukisan kehidupan yang biasa saya nikmati dari balik 'jendela basah' itu, sambil menikmati hiburan musik dari musisi - musisi jalanan dengan gitar butut mereka.
Saya merasa pojok favorite saya hampir sempurna. Namun saya merasa bangku kosong sebelah saya perlu diisi.
Agar ruang-ruang kehampaan tidak membuat saya kesepian di tengah indahnya lukisan kehidupan.
Tentang Seseorang yang saya harapkan mengisi kekosongan tersebut . . .
Namanya R**** T*****, saya lebih suka menyebutnya Pangeran EE dari Kerajaan Jamban
Entah sejak kapan saya mulai berharap, ingin selalu bertemu dengannya di Patas.
Dia membuat saya bersemangat berangkat ke kampus.
Orang-orang mengira saya jatuh cinta, namun saya selalu mengelak.
Karena saya tak pernah merasa ada cinta untuknya.
Jika rasa itu ada, pasti dia telah menguras ratusan liter air mata saya.
Jika saya mencintainya pasti saya telah berkali-kali kecewa karena orang yang diharapkan tak pernah membalas cinta saya atau menjadi sangat rapuh karena terlalu merindukannya.
Selama ini laki-laki yang saya cintai akan membuat saya seperti itu, namun dia berbeda.
Seringnya saya berkhayal tentang bangku kosong di pojok favorite saya di isi olehnya.
Seringnya saya berharap Tuhan memberikan kado istimewa dengan mengirim dia sebagai pelengkap.
Seringnya saya membayangkan tertawa lepas bersama, bernyanyi mengikuti alunan music dari gitar butut musisi jalanan, berbicara saling bertukar pikiran atau bercerita tentang betapa penatnya hari ini, atau sekedar melapas lelah dengan menyenderkan kepala di dadanya.
Hmm dia benar-benar membuat saya terlalu berharap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar